Purwajaya, 1 Juli 2025 ā Suasana penuh kearifan lokal dan semangat pelestarian budaya mewarnai pelaksanaan acara tahunan “Syukuran Grebek Suro (Sedekah Bumi) 2025” yang digelar pada hari Selasa malam, 1 Juli 2025, bertempat di kediaman Bapak Mukromin, selaku Ketua Panitia Grebek Suro 2025, di Kampung Jatah, Dusun Marga Mulya, Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Acara tahunan ini merupakan wujud syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rezeki dan perlindungan yang telah diberikan. Selain itu, Grebek Suro menjadi sarana penting untuk melestarikan seni dan budaya Jawa, yang telah dibawa oleh para leluhur dari Pulau Jawa ke Kalimantan sejak masa transmigrasi. Kini, tradisi ini terus dijaga dan diwariskan, agar tidak pudar di tengah arus modernisasi, khususnya oleh generasi milenial dan Gen Z.
Rangkaian acara diawali dengan penampilan gamelan dan sinden yang memainkan musik-musik tradisional Jawa, menghidupkan suasana budaya yang kental di tengah masyarakat. Setelah pembukaan yang memukau tersebut, Ketua Panitia Grebek Suro, Bapak Mukromin, menyampaikan sambutan Ia mengajak seluruh masyarakat khususnya generasi muda untuk terus melestarikan tradisi leluhur yang sarat makna ini dan menjadikannya bagian dari identitas budaya. Sementara itu, Kepala Desa Purwajaya, Bapak Adi Sucipto, menegaskan bahwa Grebek Suro adalah kearifan lokal yang harus dijaga dan menjadi ruang edukatif bagi generasi milenial dan Gen Z. Ia mengajak masyarakat untuk terus mencintai dan melestarikan budaya di tengah perkembangan zaman.

Tiba di puncak acara, seluruh hadirin diarahkan untuk menyaksikan prosesi pemotongan dua buah tumpeng , yang menjadi simbol utama dalam tradisi Grebek Suro serta simbol rasa syukur dan doa masyarakat untuk keselamatan, kesejahteraan, serta perlindungan dari segala marabahaya di tahun baru Jawa, malam 1 Suro. Dengan penuh khidmat dan suasana sakral, Kepala Desa Purwajaya, Bapak Adi Sucipto, didampingi oleh Anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara, Bapak Hairendra, SE, maju ke depan untuk melakukan pemotongan tumpeng sebagai bentuk doa syukur atas berkah yang telah diterima masyarakat sepanjang tahun, serta harapan akan keselamatan dan kemakmuran di tahun yang baru, bulan Suro dalam kalender Jawa atau bulan Muharram dalam kalender Hijriah.




Dengan dilaksanakannya prosesi pemotongan dua tumpeng ini, acara Syukuran Grebek Suro 2025 tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga bentuk sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan perwakilan legislatif dalam memperkuat nilai-nilai lokal, spiritual, dan kebersamaan.
Sementara itu, disiapkan juga Tumpeng Robyong, yaitu tumpeng besar yang dihias dengan berbagai sayuran, buah-buahan, dan hasil bumi. Tumpeng ini menjadi simbol syukur masyarakat atas hasil panen dan doa untuk keselamatan desa dari marabahaya (tolak bala). Uniknya, tumpeng robyong ini tidak dipotong, melainkan diperebutkan oleh warga di akhir acara dalam tradisi “rebutan tumpeng”āsebuah momen meriah yang selalu dinanti-nanti karena dipercaya membawa berkah bagi yang berhasil mendapatkannya.

Kemeriahan Budaya dan Seni Jawa
Seluruh panitia dan warga yang hadir tampak mengenakan busana adat Jawa, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai simbol penghormatan terhadap tradisi. Acara semakin meriah dengan penampilan gamelan dan sinden yang membawakan tembang-tembang Jawa klasik. Suasana semakin semarak ketika kesenian Jaranan tampil dan menghibur warga hingga larut malam.
Dengan kehadiran tokoh masyarakat, pemerintah desa, DPRD, dan antusiasme warga, Syukuran Grebek Suro 2025 berjalan lancar, khidmat, dan meriah. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya dapat terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat modern, asalkan dijaga dengan semangat kebersamaan.


Melestarikan Warisan Leluhur untuk Masa Depan
Melalui Grebek Suro ini, masyarakat Desa Purwajaya menunjukkan bahwa budaya bukan hanya peninggalan masa lalu, tetapi modal sosial dan spiritual yang sangat penting untuk masa depan. Tradisi ini menjadi ruang edukatif, rekreatif, sekaligus religius yang mempertemukan lintas generasi untuk menjaga jati diri dan nilai-nilai leluhur.
Dengan semangat gotong royong dan keterlibatan aktif semua pihak, Syukuran Grebek Suro 2025 sukses digelar sebagai simbol kuat kearifan lokal yang tetap hidup dan tumbuh di tengah perkembangan zaman.